Bukittinggi pada zaman kolonial Belanda disebut dengan Fort de Kock dan dahulunya dijuluki sebagai Parijs van Sumatra selain Kota Medan.[5]Kota ini merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh pendiri Republik Indonesia, di antaranya adalah Mohammad Hatta dan Assaat yang masing-masing merupakan proklamator dan pejabat presiden Republik Indonesia.
Selain sebagai kota perjuangan, Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang berhawa sejuk, dan bersaudara (sister city) dengan Serembandi Negeri Sembilan, Malaysia. Seluruh wilayah kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Agam. Tempat wisata yang ramai dikunjungi adalah Jam Gadang, yaitu sebuah menara jam yang terletak di jantung kota sekaligus menjadi simbol bagi kota yang berada di tepi Ngarai Sianok.
Kota Bukittinggi
Pemandangan kota dari atas Jembatan Limpapeh
Air Terjun Anai
Jam Gadang (Minangkabau bagi "jam besar")
ialah sebutan bagi menara jam besar yang dibina oleh penjajah Belanda pada 1926 di Bukittinggi,
Mesjid Di Tengah Bukit Tinggi
Himpunan Bersatu Teguh
Istana Bung Hatta
terletak di atas Bukit Tinggi, Sumatera Barat,Indonesia. Ia merupakan galeri menempatkan pelbagai barangan peninggalan , gambar, buku dan cenderamata yang dimiliki oleh Hatta. Mohammad Hatta merupakan Timbalan Presiden Indonesia yang pertama. Sebuah tugu Hatta dibina di hadapan istana ini bagi mengenang jasa pejuang kemerdekaan berdarah Indonesia ini.
Balai kota Bukittinggi